18 research outputs found

    Eco-sustainable Campus Initiatives: A Web Content Analysis

    Get PDF
    Though many prominent universities in the world have been implementing the sustainability programs for many years, few universities in Indonesia are just start taking the initiative to develop eco-campus, sustainable campus or green campus. In this current state, the Indonesian universities are still lack of practical framework to guide their sustainability programs. While some articles offer conceptual or practical sustainability frameworks, the actual campus sustainability practices are not much explored. This paper fills the gap by investigating the actual campus sustainability practices from some major universities in the world. The findings shows that campus sustainability initiative is commonly implemented with an integrated approach covering environmental management, green building, public participation, teaching and research. In addition, the initiative is guided by a high level sustainability policy/plan, and the presence of dedicated organizational unit to manage sustainability program. Furthermore, the investigation of the Indonesian university shows that only four of ten sites have a dedicated a sub-domain web site for the sustainability initiative, the real activities are still minimum, and the absence of a dedicated organizational unit. The findings could help Indonesian universities in their sustainability endeavor

    Pengukuran Kinerja Menggunakan Model Performance Prism (Studi Kasus di Perusahaan Makanan)

    Get PDF
    Seiring perkembangan jaman, maka persaingan di dunia bisnis menjadi semakin ketat. Pengukuran kinerja diperlukan agar perusahaan dapat melakukan evaluasi dan perbaikan terhadap sistem yang telah ada dan berjalan saat ini, sehingga dapat diketahui apakah sistem telah berjalan baik dan sesuai. Setiap perusahaan perlu memperhatikan aspek stakeholder dalam menilai kinerja perusahaan karena para stakeholder ikut mempengaruhi keadaan perusahaan. Model Performance Prism dianggap tepat digunakan untuk mengukur kinerja karena aspek yang diukur berdasarkan sisi stakeholder seperti owner, supplier, employee, customer dan government. Model Performance Prism mempunyai 5 perspektif, yaitu Stakeholder Satisfaction, Strategy, Process, Capabilities dan Stakeholder Contribution. Sebagai identifikasi awal dipetakan matriks SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) untuk menyusun strategi yang sesuai. Selanjutnya dilakukan penentuan indikator kinerja, perancangan range score dengan menetapkan target untuk tiap Key Performance Indicator (KPI), dan pengukuran kinerja. Pada tahap result adalah perancangan prformance dashboard untuk menampilkan laporan KPI perusahaan dalam format presentasi visual agar lebih mudah dipahami

    Developing Model of Performance Measurement in Social Organization

    Get PDF
    Social organizationis the enterprise that priorities the organization as the enterprising entity rather than the individual entrepreneur. Social organization owned by the private or not for profit sectors. As a consequence of the emphasis on the organization versus the individual entrepreneur, the performance measurement systems have potentially over emphasized the role of the stakeholder, versus creating a mechanism for looking at financial performance. This paper presents a knowledge-based framework for designing the performance of NPO using a model based on Malcolm Baldrige National Quality Award (MBNQA) criteria and Social Enterprise Balanced Scorecard (SEBC) approach. The purpose is capturing both the benefits and consequences of those models by integrating their perspectives and categories into a comprehensive model. Using this comprehensive model, hopefully social organization could easily deploy their strategies into indicator criteria and measure its in order to encourage social organization get best achievement

    Integrasi Model Analytics dan Performance Dashboard dalam Pengukuran Kinerja Menggunakan Balanced Scorecard

    Get PDF
    Pengukuran kinerja menggunakan Balanced Scorecard telah banyak dilakukan oleh berbagai organisasi. Banyak kisah sukses yang dihasilkan, namun tidak sedikit pula kisah gagal dilaporkan. Salah satu faktor sukses/gagalnya aplikasi Balanced Scorecard seringkali dikaitkan dengan pemahaman terhadap model yang dipakai. Makalah ini menawarkan pendekatan integratif dari dua konsep, yaitu model analytics dan performance dashboard. Dalam model analytics, pengukuran dilakukan untuk mendapatkan skor agregat kinerja perusahaan secara keseluruhan, sedangkan performance dashboard digunakan untuk menampilkan secara grafis key performance indicator (KPI) yang perlu diperhatikan. Studi kasus dilakukan pada sebuah unit usaha di Surabaya. Pengukuran dilakukan selama empat kuartal pada tahun 2010. Model analytics dengan skala 1-5 digunakan dan hasil pengukuran selama empat periode berturut-turut adalah: 2,641; 2,849; 2,074 dan 3,299. Selanjutnya dilakukan seleksi KPI yang perlu ditampilkan pada dashboard. Dari hasil seleksi berdasarkan proses pembobotan terpilih indikator-indikator berikut: kepuasan pelanggan, terjadinya keterlambatan selama event, peralatan berfungsi dengan baik, profit margin on sales, pelanggan kembali, employee satisfaction, dan event occupancy rate. Dapat disimpulkan bahwa integrasi model analytics dan performance dashboard memberikan informasi yang lebih lengkap dalam kerangka pengukuran dan perbaikan kinerja

    Intellectual Capital Framework pada Model Pengukuran Kinerja

    Get PDF
    Keilmuan Intellectual Capital (IC) semakin lama semakin berkembang terutama pada konteks pengukuran kinerja. Sebagai paradigma baru, IC mengajak setiap organisasi untuk mulai memperhatikan faktor intangible asset sebagai intellectual property yang penting bagi kelangsungan hidup organisasi. Akan tetapi sifatnya yang non-kuantitatif dan cenderung mengarah ke subjektivitas intelektual, mengakibatkan sulitnya mengukur faktor IC ini kedalam perhitungan total produktivitas kinerja. Berdasarkan penelusuran dari berbagai riset mengenai identifikasi IC dan dorongan untuk mencoba membuat suatu struktur kerangka pemodelan pengukuran kinerja yang integratif dan mampu ukur, maka dibuatlah penelitian ini dengan tujuan tersebut. Integrasi tiga metode, yaitu model Skandia Intellectual Capital dengan struktur hierarki Mulomax dan metode pembobotan pada ANP, diharapkan mampu menghasilkan model pengukuran kinerja IC yang sistematis dan aplikatif

    KAJIAN STATE-OF-THE-ART PENERAPAN PENGUKURAN KINERJA PADA PERGURUAN TINGGI

    Get PDF
    Berbagai model pengukuran kinerja telah banyak dikembangkan, salah satu yang menonjol adalah Balanced Scorecard (BSC). Perkembangan BSC memperluas aplikasinya tidak hanya pada sektor profit tetapi juga non-profit, termasuk pendidikan. Banyak pihak memberi apresiasi pada BSC, namun kegagalan penerapan BSC juga tidak terhitung sedikit. Dari kajian penelitian terdahulu, disimpulkan faktor penting yang menjadi kunci sukses/gagal penerapan BSC adalah komitmen dan komunikasi. Salah satu alat komunikasi kinerja adalah laporan dashboard kinerja. Tetapi fakta menunjukkan banyak terjadi kesalahan dalam desainnya. Dengan mengambil ruang lingkup spesifik yang belum banyak dieksplorasi yaitu sektor pendidikan, hasil kajian menyimpulkan diperlukan penelitian yang bertujuan menghasilkan formulasi desain dashboard kinerja yang efektif bagi perguruan tinggi

    DESAIN DASHBOARD KINERJA YANG EFEKTIF BAGI PERGURUAN TINGGI

    Get PDF
    Pengukuran kinerja saat ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari aktivitas setiap organisasi. Baik organisasi manufaktur/jasa/non-profit, semuanya memerlukan sistem pengukuran kinerja sebagai acuan dalam menilai arah gerak organisasi apakah masih sesuai dengan cita-cita yang digariskan dalam visi dan misinya. Berbagai model pengukuran kinerja telah banyak dikembangkan, salah satu yang menonjol adalah Balanced Scorecard (BSC). Perkembangan BSC memperluas aplikasinya tidak hanya pada sektor profit tetapi juga non-profit, termasuk pendidikan. Banyak pihak memberi apresiasi pada BSC, namun kegagalan penerapan BSC juga tidak terhitung sedikit. Dari kajian penelitian terdahulu, disimpulkan faktor penting yang menjadi kunci sukses/gagal penerapan BSC adalah komitmen dan komunikasi. Salah satu alat komunikasi kinerja adalah laporan dashboard kinerja. Tetapi fakta menunjukkan banyak terjadi kesalahan dalam desainnya. Penelitian ini mengambil ruang lingkup spesifik yang belum banyak dieksplorasi yaitu sektor pendidikan dan bertujuan menghasilkan formulasi desain dashboard kinerja yang efektif bagi perguruan tinggi. Lima institusi terlibat dalam tahap pengumpulan data dan mewakili baik perguruan tinggi negeri (PTN) maupun swasta (PTS). Prioritas target responden adalah pejabat berwenang pada unit penjaminan mutu (quality assurance) mempertimbangkan akses dan kedekatan mereka pada data-data kinerja perguruan tinggi. Prioritas berikutnya adalah pimpinan unit akademik yaitu dekan atau ketua jurusan untuk memberi penekanan pada tingkat kepentingan data akademik yang lebih penting daripada data-data administratif. Hasil pengumpulan data menunjukkan orientasi yang cukup kuat ke arah borang akreditasi, sehingga dashboard kinerja dirancang dengan memperhatikan beberapa indikator penting borang akreditasi

    Analisis Pengaruh Antar Faktor Pada Manajemen Produksi Dengan Modified Nested Model dan SWOT Analysls Sebagai Input Pada Perencanaan Strategi Perusahaan

    Get PDF
    Pada suatu industri manufaktur terdapat banyak sekali faktor yang dapat mempengaruhi kinerja pada manajemen produksi mulai dari perencanaan produki, persiapan mesin dan tenaga kerja, perencanaan kebutuhan bahan baku dan penyusunan jadwal pemenuhan order sampai dengan keputusan penentuan harga jual. Kinerja manajemen produksi seringkali ditentukan oleh ketepatan keputusan yang mempertimbangkan semua faktor tersebut. Kenyataannya, masing-musing faktor tersebut memiliki tingkat kepentingan atau bobot yang berbeda satu suma lain. Ada faktor yang berpengaruh secara langsung (Direct Effect), dan ada pula yang berpengaruh secara tidak langsung (Indirect Effect). Penelitian ini dikembangkan dengan tujuan untuk mencari dominansi gap yang terjadi antara pemberian bobot langsung oleh perusahaan dengan bobot yang didapatkan setelah dicari korelasi antar faktor yang saling terkait. Ide dasarnya adalah kekhawatiran bahwa pemberianbobot secara langsung tidak dapat menggambarkan besarnya pengaruh faktor tersebut melalui faktor lain sehingga dapat menimbulkan kesalahan persepsi. Kesalahan persepsi ini akan berakibat pada kesalahan pengambilan keputusan sehingga tidak tepat pada saat diaplikasikan. Dengan menggunaknn metade Nested Model dan SWOT Analysis, penelitian ini dilakukan pada 4 studi kasus sebagai bahan analisis pengaruh antar faktor terhadap perencanaan strategi perusahaan khususnya pada manajemen produksi

    Analisis dan Perbaikan Pengendalian Kualitas di PT. Industri Kemasan Semen Gresik Tuban

    Get PDF
    PT.Industri Kemasan Semen Gresik (IKSG) adalah perusahan manufaktur yang bergerak di bidang Pembuatan kemasan. Salah satu masalah yang dihadapi oleh PT IKSG saat ini yaitu jumlah produk cacat yang timbul selama proses produksi cukup besar. Rata-rata awal untuk tahun 2005 mencapai 2.28 %. Perusahaan merasa jumlah produk cacat yang timbul selama ini masih dapat ditekan sehingga perusahaan berkomitmen untuk melakukan perbaikan guna tercapainya target perusahaan yaitu 1,5% di tahun 2006 dan seterusnya. Penelitian ini bertujuan untuk mereduksi persentase produk cacat serta memperhitungkan biaya kualitas yang timbul Proses produksi kemasan semen pasted melalui dua proses yaitu di mesin tubber dan bottomer. Melalui perbaikan proses praduksi dengan pendekatan pengendalian kualitas dan sampling penerimaan menunjukkan penurunan persentase di masing-masing mesin yang cukup baik. Hasil tersebut didukung dengan penurunan pendapatan yang hilang akibat cacat

    Pengukuran dan Perbaikan Kinerja Logistik Menggunakan Metode Oregon Productivity Matrix di CV. XYZ, Jombang

    Get PDF
    The rapidly movement of business requires companies to be develop. Due to monitor the level of company growth, it is necessary to measure the performance of CV. XYZ. During this time, supervision of the company performance was only in terms of sales while as commonly many aspects contained in organization performance, such as logistic. This research measures the Logistic Performance s perspective which is the main process of organization core business. The performance measurement system use integration methods of the Oregon Productivity Matrix and Logistic Performance. According the Jive metrics of Logistic Performance: cost management, customer service, logistics quality, productivity, and asset management, the framework measurement refers in flexibility and goal of Oregon Productivity Matrix. Mostly of data used are historical data and also primary data with observation in logistic process. Outcomes from this research find out that along this time, the organization performancewas unstable and lack of goal achievement. Therefore, some aspects have to improve to increase the performance
    corecore